ARTIKEL



Susu Kambing Untuk yang Alergi Susu


Susu kambing memang tidak sepopuler susu sapi, tapi manfaatnya tidak kalah dengan susu sapi. Susu kambing biasanya jadi solusi untuk Anda yang memiliki masalah dengan lemak susu. Coba saja!

Meskipun tidak sepopuler susu sapi, namun susu kambing sudah mulai dikenal di masyarakat. Pasalnya, susu kambing ini lebih aman dikonsumsi untuk mereka yang memang alergi terhadap lemak susu. Di Timur Tengah, susu kambing sudah dikonsumsi lebih dari 1000 tahun silam.

Di Indonesia, susu kambing yang paling populer adalah susu kambing ettawa yang berasal dari Jamnapari, India. Susu kambing tidak hanya mengandung sedikit lemak susu, namun juga tinggi akan kandungan nutrisi lainnya. Sebut saja vitamin D, vitamin B12, vitamin C, vitamin A, sodium, pottasium, selenium, kalsium, asam folat dan juga zat besi.

Susu kambing juga bisa membantu Anda yang seringkali mengalami masalah letih lemah dan juga lesu, karena bisa menggantikan tenaga yang sudah keluar. Susu kambing juga membantu masalah persendian, khususnya bagi para manula. Jika memiliki masalah dengan gas lambung, susu kambing dapat membantu Anda untuk menetralisirnya. Susu kambing mudah dicerna oleh lambung, cukup dua puluh menit dicerna berbeda dengan susu sapi yang memerlukan waktu dua jam untuk dicerna.

Kini susu kambing tidak hanya bisa diminum segar, tapi juga sudah banyak makanan olahan yang berasal dari susu kambing. Diantaranya dodol, yoghurt, es krim, keju, bahkan permen. Susu kambing di Indonesia memang tidak cukup mudah ditemyukan. Soal harga, susu kambing juga sedikit lebih mahal dibandingnkan dengan susu sapi segar pada umumnya.

Nah, apakah Anda sudah berniat untuk beralih ke susu kambing?

disadur dari detik.com


SUSU CAIR BELUM MEMBUDAYA - PADAHAL KANDUNGAN GIZINYA LEBIH SEMPURNA




Revolusi putih sebagai cita-cita mewujudkan kecerdasan bangsa wajib untuk dilaksanakan. Senyampang persoalan tingkat konsumsi yang masih rendah, preferensi masyarakat akan jenis susu juga menuntut koreksi. Lebih dari 80% warga dunia mengkonsumsi susu dalam bentuk cair, dan dipastikan Indonesia tak masuk di dalamnya.

Susu adalah minuman alami, kaya akan nutrisi yang sulit ditandingi. Dalam budaya Arab, ia diistilahkan sebagai minumannya para nabi. Ini antara lain karena tak kurang, Muhammad, nabinya umat muslim menyebut susu sebagai minuman paling utama dan dianjurkan mengkonsumsinya setiap hari. Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, logikanya Indonesia akan menganut paham apa yang diajarkan nabinya. Tapi fakta berbicara lain. Tak sejalan dengan logika, bangsa Indonesia tercatat sebagai masyarakat dengan pola konsumsi susu yang buruk.

Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah adalah satu persoalan tersendiri dan menuntut tindakan koreksi sistemik, karena menentukan kualitas sumber daya manusia Indonesia, baik aspek kesehatan maupun kecerdasan. Tetapi, selain tingkat konsumsi yang masih rendah, preferensi (pilihan) masyarakat akan jenis susu yang dikonsumsi juga menuntut koreksi. Senyampang persoalan tingkat konsumsi yang baru di titik 9 kg/kap/th alias 1 gelas per minggu, alias 20 tetes per hari, ada yang keliru pula dari cara masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi susu. Masyarakat Indonesia lebih mengenal susu bubuk ketimbang susu segar atau susu cair. Lebih dari 90% warga negeri ini terbiasa mengkonsumsi susu berupa bubuk atau kental manis, dan tak lebih dari 10% yang kesehariannya minum dalam bentuk cair. Padahal jamaknya, masyarakat dunia mengkonsumsi susu dalam bentuk segar atau susu cair, sebagaimana sering tampak dalam tayangan film-film asal negara-negara maju.

“Lebih dari 80% warga dunia mengkonsumsi susu dalam bentuk segar, yang Indonesia dipastikan tidak masuk di dalamnya. Masyarakat Indonesia jauh lebih mengenal susu olahan, berupa bubuk atau kental manis.” Demikian komentar Dedi Setiadi, Ketua Umum GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) ditemui TROBOS di Bandung Juni lalu. Fakta ini disesalkan Dedi, dan menurutnya harus diluruskan. Pasalnya, mengkonsumsi susu segar bisa dipastikan memberikan keuntungan yang lebih baik ketimbang susu olahan. Ia beralasan, dari asalnya susu diciptakan dengan keunggulan kaya nutrisi yang tidak dimiliki pangan lainnya, sehingga dengan manipulasi berlebihan justru beberapa manfaat akan tereduksi. Minum susu segar adalah pilihan paling tepat untuk mendapatkan kesempurnaan manfaat dari segelas susu.

Titik Lemah Susu Bubuk
Menurut Dedi, susu bubuk hasil pengolahan pabrik yang banyak beredar di pasaran, bahan baku utamanya adalah susu impor. Disebut Dedi, susu impor bukanlah susu komplit melainkan susu yang sudah dihilangkan butter fat-nya (lemak), “Namanya skim milk powder (susu bubuk skim).” Dalam pengolahan menjadi susu bubuk ditambahkan sebagai pengganti adalah lemak dari minyak sawit (palm oil). Sehingga lemaknya adalah lemak nabati bukan lagi lemak hewani. Jadi susu yang sudah mengalami modifikasi inilah yang menjadi bahan utama susu olahan yang kadang disebut juga susu recombined. Bukan susu segar langsung dari peternakan sapi lokal.

Ditemui terpisah, Ali Khomsan pakar gizi dari IPB tidak sepenuhnya sependapat dengan pandangan tersebut. Menurutnya, secara gizi, susu bubuk memiliki kandungan nutrisi yang tidak berbeda dengan susu segar. Ahli nutrisi di industri pengolahan sudah menghitung imbangan nutrisi di dalamnya. Ia membenarkan, selama proses pengolahan beberapa zat seperti vitamin yang rentan dengan panas akan rusak. Tetapi untuk mengimbanginya, pabrikan memberikan imbuhan vitamin pengganti, dan beberapa unsur lainnya, sebagai pengganti nutrisi yang tereduksi sepanjang pengolahan. Secara prinsip, tak ada masalah dalam soal kandungan gizi sepanjang kaidah dan prosedur penyajian dipenuhi konsumen.

Masih menurut Ali, kegunaan utama susu adalah sebagai sumber kalsium, sementara nutrisi lain seperti protein dan vitamin dimiliki beberapa pangan hewani lainnya dengan kadar lebih tinggi. “Jadi susu merupakan sumber utama kalsium, zat ini yang utama dari susu,” jelasnya. Dari segelas susu terkandung 300 mg kalsium. Dan sebagaimana juga disebut dalam sebuah jurnal ilmiah keluaran Amerika, baik susu segar, susu rendah lemak (1%) dan susu tanpa lemak memiliki kandungan kalsium yang setara. Sehingga tak ada yang kurang dari susu rendah lemak, kecuali lemaknya. (lihat tabel).

Kalsium (mg) Kalories Lemak (g)
Bebas lemak/Skim 300 90 0
Rendah lemak (1%) 300 100 2.5
Kurang lemak (2%) 300 120 5
Susu utuh (3.25%) 300 150 8
Susu coklat rendah lemak (1%) 290 160 2.5

Kendati demikian, Ali menunjuk, konsumsi susu bubuk memiliki titik kelemahan utama dalam standar penyajian. Terdapat beberapa titik kritis yang berpotensi menjadikan segelas susu siap minumnya tidak ekuivalen dengan susu segar. Kesalahan penyajian dapat disebabkan karena tingkat pemahaman konsumen yang masih kurang, atau dapat pula disebabkan kesengajaan. Dengan alasan ngirit, tidak jarang para pengguna susu bubuk mengurangi takaran sebagaimana mestinya. “Yang dianggap susu, asal warnanya putih sudah cukup. Padahal konsentrasi bersifat mutlak,” tandas Ali. Belum lagi soal higienitas yang kerap menjadi kendala dalam penyajian. Tingkat kepedulian masyarakat Indonesia akan “hygien” masih rendah, syarat kebersihan untuk menutup peluang masuknya kuman sering tak diindahkan. Titik-titik kritis ini menjadi poin minus dari hadirnya segelas susu dari susu bubuk.

Ali pun sepenuhnya sangat mendukung upaya minum susu cair. “Budaya minum susu masyarakat harus diubah secara gradual,” ujar Ali. Tak hanya alasan susu bubuk memiliki nilai minus sebagaimana dijelaskannya, tapi juga karena minum susu segar akan memberikan keuntungan dari aspek harga. Selama ini susu oleh sebagian masyarakat masih dianggap sebagai barang mewah sehingga tak terbeli. Itu karena yang ada dalam alam bawah sadar adalah susu olahan yang tersedia di pasaran dalam kemasan mahal. Tidak demikian apabila susu segar. Susu segar dipastikan lebih terjangkau.

Ketua Dewan Persusuan, Teguh Boediyana memberikan informasi cara pembandingan harga susu bubuk dengan susu segar. Dikatakannya, 1 kg susu bubuk setara 8 liter susu segar, maka susu bubuk dalam kemasan boks 800 gram setara 6,4 liter. Dengan harga berkisar Rp 48 ribu/boks dapat dihitung per liter setara susu segarnya senilai Rp 7.500. Sementara saat ini harga susu di tingkat koperasi yang diserap IPS Rp 3.600 untuk TS 12% (kualitas bagus). Hitungan ini menggambarkan harga susu bubuk per liter setara susu segarnya dua kali lipat harga beli susu segar langsung di peternak. Dengan harga susu yang lebih terjangkau, konsumsi susu akan lebih merata ke lapisan yang selama ini tak tersentuh. Pada gilirannya, budaya konsumsi susu segar akan mendorong peningkatan asupan susu secara nasional. Jadi kampanye minum susu segar bagi Ali lebih pada alasan untuk mendongkrak tingkat konsumsi, bukan alasan gizi.

Menciptakan Pasar Alternatif
Mengubah budaya tidaklah gampang, diperlukan usaha yang tidak mudah dan murah. “Perlu komitmen banyak pihak untuk mengubah mindset ini. Dan penghela utama tidak-bisa-tidak harus pemerintah!” kembali Dedi yang juga Ketua GKSI Jawa Barat menekankan. Terlebih harus berhadapan dengan gencarnya promosi iklan susu bubuk di berbagai media masa. “Citra susu olahan demikian tinggi dipoles di iklan media massa, sampai substansi susunya tenggelam di antara ekspos zat imbuhan dalam susu,” kata Dedi. “Apalagi kental manis, 80 % kandungannya adalah gula. Jadi artinya minum gula rasa susu,” ia berseloroh. Tapi itu pun dikemas sedemikian rupa sehingga kekurangan itu hilang sama sekali.

Langkah pertama yang paling mungkin dan beralasan dilakukan adalah mengenalkan minum susu segar tersebut pada anak-anak sekolah. “Kelompok ini harus dibiasakan minum susu segar atau susu cair,” ujar Dedi yang juga dikemukakan Ali. Keduanya menyampaikan, yang dimaksud dengan susu segar atau susu cair adalah susu pasteurisasi dan susu UHT (Ultra High Temperatur) yang banyak ditemui di pasaran. Sedikit berbeda, Dedi menyebut satu lagi, susu sterilisasi. Tapi menurut Ali secara prinsip sterilisasi dan UHT sama.
Memproduksi susu cair tidaklah sulit, demikian Dedi yakin. Semua koperasi primer mampu memproduksi susu cair, “Masalahnya, pasarnya masih kecil karena faktor budaya tadi.” Maka gagasan sebuah program yang memiliki dampak terciptanya pasar menjadi keniscayaan. “Pemerintah membentuk captive market, koperasi menyediakan produk,” ia mengutarakan gagasan. Ia mengusulkan gerakan minum susu di anak sekolah misalnya PMTAS (Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah) makin digiatkan. “Membiasakan seminggu sekali minum susu, dengan dana dari pemerintah, jadi solusi cerdas,” ujar Ali senada.

Dana bisa saja dari departemen pendidikan, atau departemen kesehatan atau departemen sosial. Dedi menambahkan, program ini hanya bersifat sementara. “Dua tahun saja misalnya, setelah itu anak akan terbiasa atau ketagihan susu dan dengan sukarela menggunakan uang jajannya untuk membeli susu cair,” jabar Dedi. Yang terjadi selama ini, anak-anak tak terbiasa saban hari minum susu cair di tengah aktivitasnya bermain atau bersekolah.

disadur dari duniaveteriner.com





Susu Kambing Jadi Pilihan
KONTROVERSI susu formula terkontaminasi racun menyisakan keresahan di hati para ibu. Pilihan lain perlu dilihat sebagai alternatif pengganti.

Kandungan fluorine dan protein tinggi pada susu kambing, membuat susu ini banyak diminati keluarga Indonesia. Selama ini masyarakat Indonesia belum familier dengan susu kambing. Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing pun biasanya dikonsumsi sekadarnya saja, atau lebih karena susu ini dianggap mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Susu kambing rata-rata banyak dikonsumsi di Timur Tengah sejak 7000 SM. Padahal, susu kambing memiliki protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI. Susu kambing terbaik adalah susu yang segar (raw goat milk).

Proses memasak susu kambing yang kurang tepat dapat merusak kandungan mineral yang berkhasiat sebagai antiseptik dan pelindung jaringan paru-paru. Namun, dengan pengolahan yang baik, susu kambing dapat dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti yoghurt dan keju.

Kandungan fluorine yang terdapat pada susu kambing berkisar 10 sampai 100 kali lebih besar dibandingkan susu sapi. Kandungan fluorine bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu menekan pembiakan bakteri di dalam tubuh. Bisa membantu pencernaan dan menetralisir asam lambung, menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran napas dan pencernaan.

Hal tersebut telah dibuktikan seorang ahli nutrisi Amerika, Dr Bernard Jensen PhD. Dia meneliti manfaat susu kambing yang menjadi salah satu binatang ternaknya di Escondido, New Mexico, Amerika Serikat.

"Karena kandungan gizinya, susu kambing bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh," kata Bernard.

Bernard mengatakan, susu kambing mulai banyak direkomendasikan untuk susu bayi, anak-anak maupun orang dewasa yang alergi terhadap susu sapi. "Susu kambing kini cukup populer meskipun harganya lebih mahal jika dibandingkan susu sapi," katanya.

Adapun susu kambing banyak digunakan sebagai pengganti susu sapi maupun bahan pembuatan makanan bagi bayi-bayi yang alergi terhadap susu sapi.

Gejala alergi terhadap protein susu biasanya timbul pada bayi berumur dua sampai empat minggu. Gejala ini semakin jelas pada saat bayi berumur enam bulan. Bagian tubuh yang terserang alergi adalah saluran pernapasan dan kulit.

"Sebanyak 40 persen orang-orang yang alergi terhadap susu sapi memiliki toleransi yang baik terhadap susu kambing,"kata Bernard.

Keunggulan lain susu kambing adalah susu lebih mudah dicerna. Bahkan, hasil penelitian lainnya menyimpulkan, kelompok anak yang diberi susu kambing memiliki berat badan yang lebih berat jika dibandingkan dengan kelompok anak yang diberi susu sapi.

Dr Rini Damayanti Moedji dan Bernardius T Wahyu Wiryanta dalam buku Khasiat dan Manfaat Susu Kambing, Susu Terbaik dari Hewan Ruminansia memaparkan, beberapa khasiat susu kambing bagi tubuh manusia. Antara lain, susu kambing bersifat antiseptik alami dan membantu menekan pembiakan bakteri dalam tubuh dan bersifat basa (alkaline food) sehingga aman bagi tubuh.
(sindo//tty)

disadur dari OkeZone.com




Lebih baik mengonsumsi susu segar
Orang Indonesia lebih mengenal susu bubuk padahal proses pengolahan susu bubuk- melalui pengeringan dengan waktu yang cukup lama-sangat berpengaruh terhadap mutu sensoris dan gizi, terutama vitamin dan protein.


Oleh karena itu masyarakat di negara maju sekarang lebih memilih susu segar. Susu disebut-sebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gaas serta vitamin.

Bisa dikatakan kandungan yang ada pada susu hewan mamalia khususnya kambing, sapi hampir mencukupi seluruh kebutuhan tubuh manusia. Pasalnya jumlah kandungan zat-zat tersebut begitu mamadai.

Tentu kandungan zat-zat secara utuh itu ada pada susu segar. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) susu segar itu merupakan cairan yang berasal dari kambing, sapi sehat dan bersih yang diperoleh dari cara pemerahan yang benar serta kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah suatu apapun dan belum mendapat perlakuan apa pun.

Namun dalam praktiknya, menurut Prof. Made Astawan, pakar teknologi pangan dan gizi Fakultas Teknologi Pertanian IPB, untuk mendapatkan susu sesuai definisi SNI tidak mudah. Apalagi di kalangan masyarakat kita cenderung lebih familiar dengan produk susu olahan baik bentuk cair maupun padat. Itu pun tingkat konsumsinya masih relatif rendah.

"Bandingkan saja dengan India, tingkat konsumsi susunya jauh lebih tinggi yakni mencapai 43.929,2 juta liter susu cair per tahun dan 1.173 juta liter susu bubuk per tahun," kata Astawan pada presentasi pentingnya mengonsumi susu cair di pabrik Ultrajaya Tbk belum lama ini.

Sejumlah riset pada 2004 melaporkan konsumsi susu di Indonesia baru mencapai tujuh liter per kapita per tahun atau baru 197, 5 juta liter per tahun untuk susu cair dan 625,7 juta liter susu bubuk. Dari data itu pun terlihat bahwa komsumsi susu bubuk di Indonesia sangat tinggi dibanding susu cair.

Padahal kalau mau menilik lebih jauh masyarakat negeri maju seperti Amerika sudah banyak yang meninggalkan konsumsi susu bubuk dan beralih ke susu cair. Riset Canadian 2004 melaporkan konsumsi susu penduduk Amerika sudah mencapai 100 liter per kapita per tahun atau 24.634,7 juta liter susu cair per tahun dan 59,5 juta liter susu bubuk per tahun.

Begitu pula Australia yang sudah mencapai 90 liter perkapita per tahun. Sementara China 11.256 juta liter per tahun. Memang susu bubuk itu sendiri asalnya juga dari susu segar atau rekombinasi dengan zat lain seperti lemak, dan protein yang dikeringkan.

Namun proses pengolahan susu bubuk yang umumnya melalui pengeringan dengan waktu yang cukup lama sangat berpengaruh terhadap mutu sensoris dan gizi terutama vitamin dan protein. Menurut Astawan kerusakan protein bisa berupa terbentuknya pigmen coklat (melonodin) akibat reaksi Maillard.

Reaksi ini biasanya terlihat pada pencoklatan non enzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu akibat proses pemanasan yang berlangsung cukup lama. Pemanasan seperti dapat menyebabkan penurunan daya cerna protein.

Pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu lama juga dapat menyebabkan terjadinya rasemisasi asam-asam amino, yaitu perubahan konfigurasi asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Padahal tubuh manusia hanya dapat menggunakan asam amino dalam bentuk L.

Karena itulah banyak ahli gizi dunia yang menyarankan agar kembali mengkonsumsi susu secara alamiah atau susu segar. Hanya sayangnya susu segar yang diperoleh dari pemerahan sapi tidak tahan lama.

Rata-rata dalam waktu enam jam kondisi susu akan rusak karena kontiminasi dengan udara yang memudahnya munculnya bakteri pembusuk.

"Namun sekarang ini masyarakat dunia tidak perlu khawatir karena sudah banyak industri pengolahan susu dengan menggunakan teknologi tertentu seperti UHT dan pasteurisasi yang memproduksi susu segar," ujar Astawan.

Setidaknya dengan proses pengolahan susu segar seperti itu, kata dia, dapat meminimalisasi kerusakan gizi yang terkandung di dalam bahan baku susu bersangkutan.

Pasteurisasi
Pengolahan susu secara pasteurisasi itu biasanya dengan memberi perlakuan panas sekitar 63-72 derajat Celcius selama 15 detik. Tujuannya membunuh bakteri patogen. Jika Anda penggemar susu ini mesti konsisten dalam penyimpanannya.
Susu hasil pasteurisasi ini hanya memiliki umur simpan sekitar 14 hari dan harus disimpan pada susu rendah (5-7 derajat celcius).

Untuk susu UHT (ultra high temperature), pengolahan susu segar ini menggunakan pemanasan suhu tinggi (135-145 derajat celcius) dalam waktu yang relatif singakt 2-5 detik. Porses pemasanan seperti itu selain dapat membunuh seluruh mikroorganisme (bakteri pembusuk maupun patogen) dan spora (jamur) juga untuk mencegah kerusakan nilai gizi.
Bahkan dengan proses UHT, warna, aroma dan rasa relatif tidak berubah dari aslinya sebagai susu segar.
Di Indonesia sendiri meski belum sesemarak India dan Vietnam namun sejak 1975-an susu segar proses UHT sudah banyak dijumpai di pasaran. Salah satunya adalah PT Ultrajaya Milk Industry Tbk. dengan kapasitas terpasang 100 juta liter per tahun.

"Produksi susu ini 100% dari bahan baku susu segar yang diperoleh dari peternak susu di Jawa Barat. Mereka tergabung dalam satu wadah koperasi," ujar M. Muhthasawwar, senior marketing manager PT Ultrajaya Milk Industry Tbk.

Perjalanan dari koperasi ke pabrik hanya membutuhkan waktu kurang dari dua jam sehingga tingkat kesegaranya masih tetap terjaga. Begitu sampai di pabrik langsung diolah dengan menggunakan teknologi sterilisasi UHT.

Teknologi dengan sistem komputer dan robot siap memanaskan susu selama empat detik dengan suhu 140 derajat Celcius. Pemanasan yang tinggi dan singkat hanya untuk mematikan semua bakteri tanpa merusak kesegaran dan kualitas gizi susu segarnya.

Setelah itu susu dikemas dalam kemasan aseptik yakni menggunakan kemasan multilapis terdiri dari kertas, plastik, polyethylene dan aluminium foil agar kedap udara dan cahaya. Kemasan tersebut mampu melindungi kualitas susu segar dari pengaruh sinar ultraviolet hingga 10 bulan.

Dengan begitu susu cair UHT tanpa bahan pengawet ini bisa bertahan lama setidaknya sampai enam bulan, dengan catatan kemasanya masih utuh tidak cacat. Selain itu susu ini juga bisa dikonsumsi orang dewasa maupun anak-anak usia satu tahun ke atas.

disadur dari keluargasehat.com




Susu Bubuk atau Susu Cair…..?

Hal lain yang juga sering menjadi bahan diskusi orangtua adalah susu apa sih yang paling baik untuk anak-anak? Atau mana yang lebih baik, susu cair atau susu bubuk?. Jawabannya tergantung dari kesukaan anak dan nilai tambah apa yang ingin orangtua peroleh.

Susu bubuk memiliki daya simpan yang jauh lebih lama dari susu cair, bahkan bisa mencapai 1 tahun, dan tidak perlu disimpan dalam lemari es.

Karena sudah melalui tahapan proses yang cukup panjang, antara lain evaporasi, homogenisasi dan pengeringan (spray drying atau freeze drying), kandungan nilai gizi yang terdapat dalam susu bubuk lebih rendah dari susu cair segar. Sebagai usaha untuk ‘mengembalikan’ kadar nilai gizinya agar menyamai gizi susu cair segar, seringkali susu bubuk ditambahi dengan bahan-bahan lain, misalnya vitamin.
Susu cair yang banyak dijumpai di pasaran, umumnya adalah susu pasteurisasi dan susu UHT. Kedua jenis susu cair ini telah melalui proses pengawetan untuk memperpanjang umur simpannya. Tapi perlakuan untuk pengawetan tersebut hanya melibatkan panas dan tidak ada zat pengawet, sehingga susu yang telah melalui proses tersebut masih tergolong ‘fresh’. Artinya, nilai gizi susu pasteurisasi maupun susu UHT relatif masih asli. Kalaupun ada penurunan, perbedaannya dengan nilai gizi dari susu cair mentah tidak signifikan.

Yang harus diingat, susu cair tidak untuk konsumsi anak atau bayi berusia di bawah 1 tahun. Alasannya menurut Nunung, karena kasein yang merupakan protein utama pada susu sapi masih sulit dicerna oleh system pencernaan bayi atau anak dibawah 1 tahun. Selain itu, tambah Nunung, kasein membuat pencernaan anak bekerja ekstra keras dan kemudian mempengaruhi kerja ginjal pula. Setelah berusia 1 tahun, baru lah anak dapat mengkonsumsi susu cair. Pada usia tersebut anak juga sudah dapat makan makanan keluarga (table food), sehingga sumber asupan gizinya lebih bervariasi.

Sediaan susu cair di pasaran yang beragam rasa, mungkin membuat beberapa orangtua juga sedikit bingung dalam menentukan pilihan. Pilihan rasa yang paling aman adalah yang plain alias yang rasa asli susu tanpa ditambahi gula atau perasa lainnya. Susu cair yang berjenis rendah lemak (skim milk) juga tidak dianjurkan untuk konsumsi harian anak-anak berusia 1-2 tahun. Alasannya, susu rendah lemak cenderung mengandung protein, potassium dan sodium yang lebih tinggi, sementara kalorinya kurang mencukupi bagi pertumbuhan anak diusia itu. Bagaimanapun juga, mereka masih membutuhkan lemak bagi perkembangan otak dan pertumbuhan fisik. Setelah usia anak mencapai 2 tahun, jika berat badannya cenderung berlebih, orangtua dapat mulai memberikan skim milk kepada anak.

disadur dari ibudananak.com




Susu Kambing, Sunnah Rasulullah yang Telah Dilupakan

Susu kambing adalah minuman yang tidak kalah bergizinya dibandingkan dengan susu sapi. Bahkan keluhan-keluhan kesehatan yang sering dijumpai akibat minum susu sapi tidak pernah ditemui beritanya pada orang-orang yang mengkonsumsi susu kambing.

Susu kambing dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang mempunyai alergi terhadap susu sapi. Boleh jadi itulah hikmahnya mengapa dalam riwayat-riwayat shahih tentang kehidupan Nabi Muhammad saw dan sahabat-sahabatnya kita temui kisah mereka minum susu kambing, dan bukan susu sapi!

Namun, manfaat susu kambing sayangnya masih belum disadari oleh kebanyakan kaum muslimin termasuk bangsa Indonesia yang merupakan penduduk muslim terbanyak di dunia.

Sebagaimana di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat, di Indonesiapun susu sapi dan berbagai produk olahannya lebih memasyarakat dan lebih mudah dijumpai di pasaran dibandingkan dengan susu kambing.


Sunnah Rasulullah yang telah dilupakan

Rasulullah saw. pernah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dalam HR. Muslim bahwa Islam datang dalam keadaan asing dan pada akhirnya akan datang suatu masa di mana Islam akan menjadi asing kembali. Karena dalam memahami dan mempraktekkan ajaran-ajaran Islam seorang muslim diperintahkan Allah SWT. untuk meneladani Rasulullah saw. (QS. 33: 21)[1], maka dalam sejarahnya terdapat pula masa di mana praktek meneladani semaksimal mungkin seluruh sikap dan perilaku sehari-hari Rasulullah – termasuk kebiasaan makan dan minumnya – mengalami masa awal yang asing dan masa kemudian yang asing pula. Di antara jenis minuman yang biasa diminum oleh Rasulullah saw. adalah susu kambing segar, yakni langsung diminum sesudah diperah dari ambing kambing (kisah Abdullah bin Mas’ud pada masa remaja saat dia menggembalakan kambing milik Uqbah bin Mu’aith)[2]. Namun, berapa persen dari penduduk muslim di seluruh dunia ini – terlepas dari kemampuan ekonominya – yang punya kebiasaan minum susu kambing? Atau lebih spesifisik lagi: berapa persen dari seluruh kaum muslimin di dunia ini yang tahu akan manfaat susu kambing?

Sulit untuk menemukan adanya data statistik aktual tentang jumlah konsumsi susu kambing di seluruh dunia, apalagi di negara-negara yang penduduknya sebagian besar muslim karena pada umumnya data internasional tentang produksi, konsumsi dan kebutuhan susu ternak yang didokumentasikan dengan baik adalah untuk susu sapi[3]. Bahkan tidak ada data dunia untuk jumlah populasi ternak ruminant kecil (kambing dan domba) yang dibedakan tujuan produknya (sebagai pemasok daging, serat wol, kulit ataukah susu).

Namun, dari data yang tersedia3 nampak bahwa produsen susu kambing yang paling produktif (dalam kg susu/ekor/tahun) di dunia adalah negara Eropa Barat dan Timur yang sebagian besar penduduknya non-muslim seperti misalnya Perancis (400), Rusia (125), Spanyol (121), Italia (115), dan Yunani (78). Sedangkan di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti Aljazair (47), Irak (35), Sudan (31), Turki (30), Pakistan (17) dan Indonesia (15) produktifitas susu kambingnya sangat rendah. Juga dari muamalah penulis dengan sesama muslim, baik bangsa sendiri maupun bangsa asing yang tinggal di Jerman, dan dari pengamatan terhadap ketersediaan susu sapi dan susu kambing di pasar, toko maupun pusat-pusat perbelanjaan diduga kuat bahwa jawaban atas kedua pertanyaan di atas adalah: tidak banyak. Sebagaimana di berbagai aspek kehidupan lainnya (politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan/keamanan) rupanya dalam hal kebiasaan makan dan minumpun kaum muslimin masih dikuasai oleh arus pemikiran dan politik negara-negara barat.

Padahal Allah SWT. telah berfirman dalam Al Qur’anul Karim: „Maka makanlah yang halal lagi baik (thoyyib) dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah“ (QS. 16 :114). Kebanyakan kaum muslimin baru tiba pada tahap halal, belum sampai tahapan thoyyib. Padahal kalau kita menganalogikan dengan kedudukan sholat wajib dan membayar zakat yang selalu diperintahkan Allah secara bersama-sama dalam sebuah ayat (contohnya di dalam QS. 2: 83, 5: 12, 19: 55 dan 21: 73) untuk menunjukkan pentingnya hal yang kedua yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari hal yang pertama (riwayat Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. memerangi kaum muslimin yang enggan membayar zakat meskipun mereka tidak meninggalkan sholat)[4], maka semestinya pengetahuan mengkonsumsi makanan dan minuman yang thoyyib pun tidak boleh dipisahkan dari yang halal. Maka hendaknya kita tidak berpuas diri dengan mengetahui makanan dan minuman yang halal saja, melainkan hendaknya kita juga menambah pengetahuan kita akan ke-thoyyib-an makanan dan minuman halal, termasuk susu.


Kontroversi Susu Kambing dan Susu Sapi

Pada umumnya konsumsi susu ternak dianjurkan karena potensinya sebagai sumber protein dan kalsium yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Bahkan sebagai sumber kalsium - dengan pola makan masyarakat yang umumnya sangat kurang konsumsi sayur segarnya - nyaris susu tak bisa digantikan dengan bahan makanan lainnya[5]. Oleh karena itu, pada umumnya ahli pangan dan gizi sangat menganjurkan untuk minum susu setiap hari. Namun, seorang ahli pangan yang sangat memperhatikan pengaruh pola makan terhadap kesehatan dan proses timbul dan sembuhnya berbagai macam penyakit, Norman W. Walker telah membuktikan bahwa susu – kecuali susu kambing segar – adalah bahan makanan yang paling banyak menimbulkan lendir di dalam tubuh manusia[6]. Beliau juga mengamati bahwa susu yang paling cocok untuk dikonsumsi manusia (selain bayi yang belum lepas dari air susu ibu) adalah susu kambing segar. Dinyatakannya pula bahwa pemanasan di atas suhu 48°C justru merusak nilai fisiologis susu kambing dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan karena merangsang timbulnya lendir yang berlebihan – suatu hal yang sangat kontroversial bagi ahli gizi dan teknologi pengolahan pangan pada umumnya.

Di antara gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari mengkonsumsi susu sapi adalah kegemukan, asma, infeksi paru-paru, pilek alergi (misal alergi serbuk sari) dan tuberkulosis6, meskipun pada umumnya ahli gizi dan dokter berpendapat bahwa susu sapi dapat menjadi bahan makanan sumber berbagai macam antibodi untuk melawan penyakit[7].

Allah SWT. telah berfirman bahwa susu adalah minuman yang disediakan-Nya bagi manusia (QS. 16: 66, 23: 21). Allah juga menyebutkan bahwa minuman susu itu mudah ditelan oleh manusia. Dalam istilah ilmu gizi tentunya mudah ditelan ini maksudnya adalah mempunyai arti fisiologis yang baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan hamba-hamba-Nya dengan menunjukkan sumber minuman yang justru menimbulkan berbagai macam penyakit. Maka dalam kontroversi manfaat ataukah kerugian yang akan kita rasakan sesudah mengkonsumsi susu sapi perlu dikaji secara menyeluruh, bukan hanya untuk satu jenis gangguan kesehatan semata. Kalau dikatakan susu sapi bisa menjadi sumber antibodi untuk melawan penyakit tertentu, sedangkan di sisi lain status kesehatan orang yang bersangkutan tidak dimonitor secara menyeluruh (misal alergi tetap ada dan berat badan semakin bertambah tanpa bisa dikontrol), maka boleh jadi memang ada manfaat dari susu sapi bagi kesehatan manusia di samping banyak mudhorot yang ditimbulkannya. Ini mirip dengan yang telah berlaku bagi minuman keras (khamr), tapi dalam khamr ini Allah jelas-jelas telah membongkar rahasianya dengan berfirman bahwa di dalam khamr memang bisa ditemui ada manfaatnya (paradoks Perancis dengan khamr anggur merahnya), namun kemudhorotannya jauh lebih besar. Dengan demikian maka besarnya konsumsi susu sapi oleh kaum muslimin selama ini bisa jadi hanya disebabkan oleh keterbatasan ilmu manusia yang keliru dalam menafsirkan ayat tentang susu dalam Al Qur’an sebagai susu ternak apa saja termasuk sapi, sedangkan seharusnya adalah susu kambing. Bukti-bukti ilmiah tentang manfaat susu kambing terhadap kesehatan sebetulnya telah diperoleh manusia 3,6,[8],[9] hanya saja secara umum publikasinya masih kalah dibandingkan dengan susu sapi3.


Kesiapan Teknologi Pendukung Produksi Susu Kambing

Sesudah mengetahui sangat banyaknya manfaat susu kambing dibandingkan dengan susu sapi, maka tentu timbul pertanyaan: Mengapa di Indonesia sulit dijumpai produk susu kambing di toko-toko atau di supermarket- supermarket? Bukankah kambing bisa hidup di iklim negara kita? Apakah memang budidaya kambing itu sulit alias tidak prospektif dari sudut pandang ekonomi? Telah diteliti bahwa budidaya kambing sangat potensial dan realistis untuk dikembangkan di negara-negara yang sedang berkembang dengan iklim tropis3.

Dari Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Ternak di Bogor dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di Indonesia sangat cocok bagi budidaya kambing dari jenis yang bisa dijadikan sekaligus pemasok susu dan daging, yakni peranakan antara kambing kacang dan kambing Etawah yang berasal dari India dan dikenal dengan kambing PE[10]. Dalam laporan penelitian itu disarankan agar ternak kambing yang jantan dibesarkan untuk dimanfaatkan dagingnya, sedangkan ternak yang betina dibesarkan untuk diambil susunya. Diperhitungkan bahwa satu ekor kambing PE dapat mencukupi kebutuhan protein hewani asal susu untuk sebuah keluarga dengan 5 orang anggota keluarga. Budidaya kambing PE ini sudah menunjukkan keberhasilan di beberapa daerah sehingga sangat potensial untuk dijadikan proyek nasional bagi negara kita yang mayoritas penduduknya masih sangat rendah status gizi dan kemampuan ekonominya.

Jadi, apa lagi yang perlu kita tunggu? Di satu sisi kita dapat menaikkan taraf kesehatan masyarakat dengan menyediakan sumber protein hewani yang halal dan thoyyib, dan menaikkan taraf ekonomi rakyat di pedesaan-pedesaan melalui usaha budidaya kambing ini. Di sisi lain kita dapat melestarikan salah satu sunnah Rasulullah yang telah banyak dilupakan orang di negara yang mayoritas penduduknya muslim. Kita bisa mengambil pelajaran dari negara tetangga kita Malaysia yang telah sukses lebih dahulu dalam mempromosikan pentingnya peran susu kambing ini secara profesional[11].

Oleh karena itu sudah saatnya para ahli teknologi pengolahan pangan, ahli gizi, ekonom, ahli budidaya ternak dan jajaran pimpinan di pemerintahan memikirkan lebih serius lagi dan saling bekerja sama dalam memasyarakatkan peran penting susu kambing ini dan meningkatkan produksinya. Dalam hal ini ada dua hal penting yang perlu mendapatkan prioritas: peningkatan produksi susu dengan tetap memperhatikan kesehatan ternak dan lingkungan, dan peningkatan keamanan/higiene susu, terutama karena manfaat kesehatan susu kambing sangat berkurang akibat pemanasan, sedangkan pada umumnya untuk keamanan dan pengawetan produk susu perlu dipanaskan.

Karlsruhe (Jerman), 20 April 2003
--------------------------------------------------------------------------------
Footnote
[1] Al Qur’an dan Terjemahannya. Yayasan Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an Departemen Agama. (1971)
[2] Khalid, M. Kh.: Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah. Penerjemah: Mahyuddin Syaf dkk. Bandung: CV Diponegoro, p. 215-216 (1987)
[3] Haenlein, G.F.W.: Past, Present, and Future Perspectives of Small Ruminant Dairy Research. Journal of Dairy Science, 84(9): 2097-2115 (2001)
[4] Khalid, M. Kh.: Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah. Penerjemah: Mahyuddin Syaf dkk. Bandung: CV Diponegoro, p. 78-82 (1992)
[5] Kristanti, I.: Bila tidak tahan minum susu. http://pagihp.tripod.com/minmsusu.htm (1998)
[6] Walker, N.W.: Auch Sie können wieder juenger werden. Judul asli: Become younger. Muenchen: Wilhelm Goldmann Verlag, p. 58-64 (2002)
[7] Carper, J.: Nahrung ist die beste Medizin. Judul asli: The Food Pharmacy. Muenchen: Econ Ullstein List Verlag, p. 179-194 (2001)
[8] Walker, N.W.: Frische Frucht- und Gemuesesaefte. Judul asli: Fresh Vegetable and Fruit Juices. Muenchen: Wilhelm Goldmann Verlag, p. 120-122 (1995)
[9] Rachman, R.: Khasiat Susu dan Daging Kambing. Harian Kompas, 2 September 2002. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/02/iptek/khas35.htm
[10] Kambing PE Penghasil Daging Sekaligus Susu. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Vol. 23 (4), 2001. http://pustaka.bogor.net/publ/warta/w2345.htm
[11] http://www.m-sia.com/npdairies

Penulis: Indah Kristanti (nurulqolbu@web.de) Alhikmah.com

disadur dari swaramuslim




Apa Khasiat Susu dan daging Kambing…..?
Susu kambing memang memiliki karakteristik yang berbeda dengan susu sapi, ataupun air susu ibu (ASI). Susu kambing memiliki daya cerna yang tinggi, memiliki tingkat keasaman yang khas, memiliki kapasitas bufer yang tinggi dan dapat digunakan untuk mengobati penyakit tertentu.

Daging kambing sudah sangat populer bagi masyakarat. Berbagai macam jenis makanan tradisional diolah dari daging kambing seperti misalnya sate, sop, gulai, dan kare. Walaupun demikian, seringkali daging kambing dituding sebagai penyebab darah tinggi dan sakit jantung.

Berikut disajikan nilai nutrisi, kelebihan dan kelemahan susu dan daging kambing.

Susu kambing banyak direkomendasikan sebagai bahan substitusi bagi bayi, anak, dan orang dewasa yang alergi terhadap susu sapi ataupun berbagai jenis makanan lainnya. Pada bayi, alergi terhadap susu sapi (cow milk allergy) banyak dijumpai, akan tetapi mekanisme terjadinya alergi masih belum jelas. Bagi bayi yang alergi terhadap susu sapi jika diberikan susu sapi terus-menerus akan menyebabkan reaksi pembesaran lamina propia dan peningkatan permeabilitas molekur makro dan aktivitas elektrogenik lapisan epitel. Gejala klinis seperti ini akan hilang jika bayi tersebut diberikan makanan bebas susu sapi. Jadi, potensi susu kambing sebagai pengganti susu sapi pada bayi ataupun pasien yang alergi terhadap susu sapi sangatlah besar.

Gejala alergi terhadap protein susu biasanya timbul pada bayi yang berumur dua sampai empat minggu, dan gejalanya akan semakin jelas pada saat bayi berumur enam bulan.

Bagian tubuh yang terserang alergi ini adalah saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan kulit. Gejala-gejala yang tampak akibat alergi terhadap protein susu di antaranya muntah, diare, penyerapan nutrisi yang kurang sempurna, asma, bronkitis, migren, dan hipersensitif.

Gejala patologis yang terlihat pada bayi yang alergi terhadap susu sapi di antaranya iritasi usus halus, lambat pertambahan bobot badannya, volume feces yang berlebihan, dan bau yang khas. Akan tetapi, perlu diingat bahwa sering kali gejala ini dicampuradukkan dengan gejala tidak tolerannya seseorang terhadap laktose (lactose intolerance).

Kelebihan susu kambing

Susu kambing dilaporkan telah banyak digunakan sebagai susu pengganti susu sapi ataupun bahan pembuatan makanan bagi bayi-bayi yang alergi terhadap susu sapi. Alergi pada saluran pencernakan bayi dilaporkan dapat berangsur-angsur disembuhkan setelah diberi susu kambing.

Dilaporkan bahwa sekitar 40 persen pasien yang alergi terhadap protein susu sapi memiliki toleransi yang baik terhadap susu kambing. Pasien tersebut kemungkinan besar sensitif terhadap lactoglobulin yang terkandung pada susu bangsa sapi tertentu.

Diduga protein susu (-lactogloglobulin yang paling bertanggung jawab terhadap kejadian alergi protein susu.

Susu kedelai sering pula digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti susu sapi bagi bayi yang alergi terhadap susu sapi. Walaupun demikian, masih terdapat sekitar 20 persen-50 persen dari bayi-bayi yang diteliti memperlihatkan gejala tidak toleran terhadap susu kedelai. Oleh sebab itu, susu kambing bubuk lebih direkomendasikan untuk susu bayi. Panas yang digunakan selama proses pengolahan susu mengurangi reaksi alergi. Denaturasi panas merubah struktur dasar protein dengan cara menurunkan tingkatan alerginya.

Susu kambing mengandung lebih banyak asam lemak berantai pendek dan sedang (C4:0-C12:0) jika dibandingkan dengan susu sapi. Perbedaan ini diduga menyebabkan susu kambing lebih mudah dicerna. Ukuran butiran lemak susu kambing lebih kecil jika dibandingkan dengan susu sapi atau susu lainnya. Sebagai gambaran ukuran butiran lemak susu kambing, sapi, kerbau, dan domba bertutur-turut adalah: 3,49, 4,55, 5,92, dan 3,30 mm.

Dari hasil penelitian Mack pada tahun 1953 disimpulkan bahwa kelompok anak yang diberi susu kambing memiliki bobot badan, mineralisasi kerangka, kepadatan tulang, vitamin A plasma darah, kalsium, tiamin, riboflavin, niacin, dan konsentrasi hemogloninnya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok anak yang diberi susu sapi. Disamping itu, susu kambing memiliki kapasitas bufer yang lebih baik, sehingga bermanfaat bagi penderita gangguan pencernaan.

Kandungan folic acid dan Vitamin B12 yang rendah merupakan kelemahan susu kambing. Selain kelemahan ini, susu kambing dapat dikatakan merupakan makanan yang sempurna.

Penyakit cardiovascular?

Berdasarkan publikasi yang dilakukan oleh USDA, daging kambing mentah memiliki kandungan lemak 50 persen-65 persen lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi, akan tetapi kandungan proteinnya hampir sama. Daging kambing juga memiliki kandungan lemak 42 persen-59 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging domba.

Hal yang sama juga dilaporkan untuk daging yang sudah dimasak. Disamping itu, persentase lemak jenuh daging kambing 40 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging ayam (tanpa kulit) dan masing-masing 850 persen, 1.100 persen, dan 900 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi, babi, dan domba.

Berdasarkan hasil penelitian Devendra, asam lemak yang terkandung pada daging kambing sebagian besar (68,5-72,3 persen) terdiri dari lemak tidak jenuh. Daging kambing mengandung asam lauric, myristic, dan palmitic yang merupakan asam lemah tidak jenuh yang tergolong kedalam kelompok nonhypercholesterolemic masing-masing sebanyak 2,0, 2,6, dan 27,6 persen. Disamping itu, daging kambing mengandung asam lemak tidak jenuh oleic (C:18.1) sebanyak 30,1-37,0 persen, linoleic (C18.2) sebanyak 13,4 persen, dan linolenic (C:18.3) sebanyak 0,4 persen.

Kandungan kolesterol daging kambing ternyata hampir sama dengan daging sapi, domba, babi, dan ayam dan lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa produk susu dan daging ayam olahan dan makanan asal laut. Daging kambing mengandung kolesterol sebanyak 76 mg persen, sedangkan untuk daging sapi, ikan dan domba adalah 70 mg persen. Kandungan kolesterol daging babi dan ayam adalah 60 mg persen.

Tingkatan kolesterol darah kita kurang tergantung pada kolesterol yang terkandung pada makanan yang kita konsumsi. Kandungan kolesterol dalam darah lebih banyak tergantung pada jumlah asam lemah jenuh yang kita konsumsi, terutama rasio antara lemak polysaturated terhadap lemah jenuh.

Oleh sebab itu, untuk mengontrol tingkat kolesterol darah akan lebih efektif dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak polysaturated dan asam lemak monosaturated berada dalam kondisi tidak terlalu padat suhu ruang, sehingga tidak jarang kita melihat ada tetesan lemak pada karkas kambing yang digantung. Pengamatan terhadap tetesan lemak ini dapat digunakan sebagai salah satu metode sederhana untuk menentukan derajat kejenuhan lemak.

Hasil penelitian seperti yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa kambing tanpa mempertimbangkan umur, bangsa, dan daerah pemeliharaannya berperan dalam menyediakan daging berkualitas tinggi dan juga sumber lemak yang sehat dengan risiko mengonsumsi kolesterol yang minimum. Disamping itu, daging kambing mengandung lebih banyak zat besi, potassium, dan tiamin yang berhubungan dengan kandungan garam yang lebih rendah.

Daging kambing mengandung semua asam amino esensial dan mengandung lebih rendah kalori. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa susu dan daging kambing tergolong ke dalam bahan makanan yang bersahabat dan sehat untuk dikonsumsi, asalkan saja tidak secara berlebihan

disadur dari Triatmojo blog




Manfaat Sehat Susu Kambing Etawa

Pernah mencoba susu kambing ? Hasil survei United Departement of Agriculture, susu kambing baik untuk berbagai keadaan terutama mencegah penyakit. Malah dianjurkan untuk penderita penyakit TBC, asma, anemia, hepatitis, kram otot dan tukak lambung.

Begitu banyaknya manfaat susu ini sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi
secara teratur. Dan khusus di Deliserdang, Sumut, masyarakat boleh bersyukur dengan adanya produk susu kambing yang telah hadir di Desa Limau Manis Dusun XII Pasar XIII Gg Bambu Tanjungmorawa Deliserdang.

Sang pengusaha, Efendy, saat ditemui Global, Selasa (12/9), di Tanjungmorawa mengatakan, secara komersial produksi susu kambing Etawa miliknya adalah produksi susu kambing pertama di Sumut.

Sedangkan pengembangan selama ini masih terkait pada binaan Dinas Peternakan Deliserdang. Namun hanya sebatas pembinaan, sebab segala biaya masih ditanggung sendiri.

Hingga kini jumlah kambing Etawa yang dikembangkannya mencapai 500 ekor. Produktif berproduksi 60 ekor. Dari 60 ekor tersebut diperoleh 50 liter susu /harinya. Sedangkan harga jual yakni Rp 40.000/liter dan Rp 12 ribu untuk 260 cc atau kemasan botol kecil.
Sementara susu disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 20 derajat celcius untuk setengah hari, pada 15 derajat celcius untuk satu 1 hari, 10 derajat celcius untuk 2 hari, 5 derajat celcius untuk 10 hari dan 0 derajat celcius dalam 20 hari.

Untuk pemasaran saat ini sudah ada di Berastagi Supermarket, Pasar Buah Berastagi dan di depan Masjid PTPN II Tanjungmorawa.

Manfaat lain
Sedangkan manfaat lain susu kambing ini aman bagi tubuh dan dapat menetralisir asam lambung, menambah vitalitas dan daya tahan tubuh, mengatasi masalah impotensi dan mengoptimalkan pertumbuhan pada anak.

Mengenai komposisi kimiawi susu kambing Etawa mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalori, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, Vitamin A, B1 (IU), B2(mg), B6, B12, C, D, E, Niacin, V, Asam Pantotenant, Kolin dan Inositol.

Terlepas dari manfaat , khasiat dan sebagainya, Efendy mengatakan tidak mudah mengembangkan kambing yang satu ini. Pasalnya, selain harganya yang memang mahal merawatnya memang harus ekstra teliti. Dalam seminggu saja, kambing - kambing itu harus dimandikan sebanyak tiga kali. Makanan juga tak boleh rumput sembarangan melainkan daun ubi dicampur dedak halus, jagung, cungkil kelapa dan ditambah mineral.

“Harga kambing Etawa saat ini lumayan mahal. Untuk pejantan mencapai Rp 7 juta/ekor,” kata Efendy. Itu sebabnya kambing Etawa tidak mungkin dijadikan kambing pedaging.
“Karena harganya yang begitu mahal sampai kini kita tidak mampu memenuhi pesanan negara tetangga Malaysia yang meminta disediakan 200 ekor kambing pejantan Etawa per bulannya,” sambung Efendy lagi.

Pengembangan
Sementara untuk program pengembangan alternatif, Dinas Peternakan telah menyediakan kambing etawa sebagai pejantan dan kambing betina sebagai indukan. “Anak-anak kambing blasteran ini nantinya akan diberikan kepada masyarakat sebagai program bantuan bergulir,” ujar Efendy.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Peternakan Deliserdang Ir Zulkifli Nasution melalui Subdin Produksi Peternakan D/S Prasisto Madjing dan Staf Jefry D Sinaga saat ditemui Global membenarkan keterangan Efendy.

Jefry mengatakan, usaha Efendy merupakan binaan Dinas Peternakan Deliserdang. Selain itu kini Dinas Peternakan Deliserdang juga sedang melakukan pembinaan pengembangan jenis sapi lokal ongole di Desa Tanjungmorawa B dengan 24 ekor sapi.

disadur dari harian global




Segudang Gizi Susu Kambing

Susu kambing mempunyai kandungan gizi lengkap dan baik untuk kesehatan. Makanya, susu yang sedikit manis itu menjadi pilihan bagi yang tidak bisa mengkonsumsi susu sapi (lactose intolerance). Ia rendah laktosa sehingga tidak menimbulkan diare.

Keunggulan lainnya, susu kambing tidak mengandung beta-lactoglobulin. Senyawa alergen itu sering disebut sebagai pemicu reaksi alergi seperti asma, bendungan saluran pernapasan, infeksi radang telinga, eksim, kemerahan pada kulit, dan gangguan pencernaan makanan. Meski tidak membawa dampak alergi atau berisiko rendah menimbulkan alergi, jangan mengartikan susu kambing dapat dijadikan obat untuk menghilangkan reaksi alergi.

Sekalipun ada beberapa kasus alergi hilang karena mengkonsumsi susu kambing.Rantai asam lemak susu kambing lebih pendek dibanding susu sapi sehingga lebih mudah dicerna dan diserap sistem pencernaan manusia. Kandungan asam kaprik dan kapriliknya mampu menghambat infeksi terutama yang disebabkan oleh cendawan candida. Susu kambing juga tidak mengandung agglutinin yaitu senyawa yang membuat molekul lemak menggumpal seperti pada susu sapi. Itu sebabnya susu kambing mudah diserap usus halus.

Selain dikonsumsi, susu kambing baik juga untuk perawatan kulit. Sabun yang terbuat dari campuran susu kambing memiliki tingkat keasaman yang menyamai kulit. Efeknya terasa lembut di kulit dan tidak menimbulkan iritasi. Beberapa penelitian melaporkan penggunaan sabun ekstrak susu kambing memulihkan kelainan kulit seperti psoriasis dan eksema.

Protein

Karena kandungan proteinnya tinggi, susu kambing sangat baik untuk pertumbuhan dan pembentukan jaringan tubuh. Ia merupakan sumber protein yang murah tetapi bermutu tinggi. Secangkir susu kambing yang setara 244 g mengandung protein 8,7 g. Bandingkan dengan susu sapi yang hanya mengandung protein 8,1 g.Protein yang terdapat pada susu kambing mencakup 22 asam amino termasuk 8 asam amino esensial seperti isoleusin, leusin, dan fenilalanin. Asam amino esensial di dalam tubuh merupakan senyawa penting pembentuk sejumlah senyawa hormon dan jaringan tubuh. Susu kambing juga sumber mineral kalsium, fosfor, kalium, riboflavin (vitamin B2), dan protein.

Anak yang mengkonsumsi susu kambing memiliki kepadatan tulang yang baik, kadar hemoglobin meningkat, serta kecukupan vitamin A, B1, B2 dan B3 yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel otak dan saraf. Asam amino yang mengandung unsur belerang metionin, sistin, dan sistein penting untuk membangun kesehatan otak dan sistem saraf. Sistein dan asam amino lainnya juaga berperan dalam pembentukan sel darah penawar racun (detoksifikasi) bahan-bahan kimia berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.

Susu kambing menyumbangkan 32,6% kalsium dan 27,0% fosfor dari kebutuhan dasar harian. Sementara susu sapi hanya memberikan 29,7% kalsium dan 23,2% fosfor dari kebutuhan dasar harian. Sebagai sumber kalsium, susu kambing bagus untuk pemeliharaan kekuatan dan kepadatan tulang. Dalam proses mineralisasi tulang, kalsium dan fosfor membentuk kalsiumfosfat-komponen utama mineral kompleks yang membentuk struktur dan kekuatan kepada tulang.Kalsium melindungi sel usus besar dari risiko kanker akibat zat kimia yang melewatinya, mencegah pengeroposan tulang setelah masa menopause atau radang sendi, mencegah migrain, menurunkan risiko timbulnya gejala sindroma premenstrual haid.

Ia juga berperan pada sejumlah kegiatan fungsional seperti proses pembekuan darah, merangsang saraf, kontraksi otot, pengaturan aktivitas enzim, pemberdayaan fungsi membran sel, dan pengaturan tekanan darah.Terkait dengan aktivitas fungsional itu, sistem tubuh yang kompleks mengatur jumlah kadar kalsium di dalam darah secara seksama. Tujuannya supaya tidak terjadi kekurangan kadar kalsium di dalam darah. Pengambilan kalsium dari dalam tulang akan terjadi bila asupan kalsium kurang akibat gizi yang tidak berimbang.

Riset terhadap 195 perempuan remaja, usia 10-12 tahun, menunjukkan konsumsi keju yang dibuat dari susu kambing menghasilkan total kepadatan tulang dan ketebalan korteks (lapisan luar) tulang lebih tebal daripada kelompok lainnya. Penelitian dilakukan pada 4 kelompok yaitu kelompok yang diberi keju susu kambing, preparat kalsium, preparat mineral kalsium ditambah vitamin D, dan plasebo.

Penelitian itu membuktikan bahwa dampak pemberian kalsium dari susu kambing jauh lebih baik ketimbang pemberian sediaan kalsium buatan (kimiawi). Dalam penelitian lain yang dipublikasi The American Journal of Clinical Nutrition, susu kambing terbukti mempercepat pembakaran lemak. Dalam penelitian itu, asupan kalsium alami tinggi bersumber dari susu kambing menghasilkan pembakaran lemak 20 kali lebih cepat dibanding yang tidak diberi asupan. Susu kambing juga mengandung riboflavin. Vitamin B2 itu berperan sebagai pembangkit energi berdasar pada reaksi oksidasi yang diperankan oleh flavoprotein-senyawa ikatan protein yang banyak ditemukan di dalam otot jantung dan otot lainnya.

Manfaat lain riboflavin yaitu menurunkan frekuensi serangan migrain. Ia juga berperan menghambat perusakan sel yang terjadi dalam proses produksi energi. Perusakan sel itu dihambat glutation. Untuk menghambat perusakan sel, senyawa protein yang dihasilkan mitokondria itu memerlukan pembaruan (daur ulang). Di dalam proses daur ulang itu, riboflavin berperan sebagai co-faktor dari enzim glutation reduktase sehingga terjadi reduksi dan oksidasi membentuk glutation yang baru.

Mitos

Dilihat dari kandungan gizinya, susu kambing tidak kalah dengan susu sapi. Kurangnya minat untuk mengkonsumsi susu kambing salah satunya lebih disebabkan karena anggapan susu kambing tidak boleh dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi. Mitos itu tidak benar. Kandungan utama susu kambing yang terdiri dari kalium justru berfungsi menstabilkan tingginya tekanan darah, mengatur fungsi kerja jantung, dan menekan risiko terkena arteriosklerosis.

Pernyataan itu dikuatkan penelitian terhadap lebih dari 40.000 pria Amerika yang mengkonsumsi susu kambing selama 4 tahun. Kesimpulan riset menyatakan kelompok yang mengkonsumsi lebih banyak kalium, ternyata memiliki risiko terserang stroke lebih rendah. Dengan segudang manfaat, susu kambing baik dikonsumsi semua umur. (dr Zen Djaja MD, dokter sekaligus pimpinan Balai Pengobatan Umum Yayasan Tri Dharma, Malang)

disadur dari fapertaumy.wordpress

2 komentar:

  1. No Contact Layanan sdh ganti, menjadi :
    Telp./SMS : 081312485725 Pin BB : 25EBB931

    Terima kasih.

    BalasHapus
  2. HP/WA : 081312485725
    PIN BB : 52A09AE7

    BalasHapus

terima kasih atas komentar SANTUN